Label

Jumat, 11 November 2011

PERSAUDARAAN KARENA ALLAH

PERSAUDARAAN KARENA ALLAH


Sesungguhnya persaudaraan karena Allah adalah perkara yang agung dan dianjurkan dalam Islam.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." Q.S. Al Hujuraat/49: 10

Oleh karena itu wajib bagi setiap muslim untuk menjaga ikatan tali ukhuwah dengan saudaranya sesama muslim, melestarikan dan menjaganya dengan segala cara, serta selalu waspada terhadap perkara-perkara yang dapat merusak dan memutus tali ukhuwah tersebut. Semua ini dapat terwujud dengan menegakkan hak-hak ukhuwah dan adab-adabnya. Yaitu:

1. Niat yang lurus

Sesungguhnya niat yang lurus harus selalu ada dalam setiap ucapan dan perbuatan. Hendaknya seorang muslim berniat untuk mengambil saudaranya dan kawan yang jujur dan shalih, yang bisa menjadi penolong baginya dalam urusan dunia maupun agamanya dan dapat membantu untuk mentaati Allah Ta'ala. Dengan niat yang lurus ini, Allah Ta'ala akan memberikan kepadanya taufik dengan kawan-kawan yang mengajaknya kepada kebaikan dan Allah akan menjaga ukhuwah dan persahabatan keduanya.

إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
"Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niat dan bagi setiap orang apa yang dia niatkan …"
H.R Bukhari no. 1, Muslim no. 1907


2. Mengambil saudara dan kawan seorang muslim yang shalih

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
"Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat." Q.S. Al Hujuraat/49: 10

لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّمُؤْمِنًا ...
"Jangan engkau bersahabat kecuali dengan orang mukmin."
Hadits Shahih: Ahmad III/38, Abu Dawud no. 4832.


3. Mencintai karena Allah semata

Dengan mencintai saudara dan sahabatnya karena Allah dapat mendatangkan manisnya iman. Dan ini merupakan cinta sejati, tali iman yang paling kuat dan cabang iman yang paling agung.

ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ ... وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ ...
"Tiga perkara yang dengannya seseorang dapat merasakan manisnya iman: … Ia mencintai seseorang dan tidaklah ia mencintai karena Allah …" Hadits Shahih: Bukhari no. 16, Nasa'i no. 6003.

أَوْثَقْ عُرَى الإِيْمَانِ : المُوَاْلاَةُ فِي اللهِ وَ الْمُعَادَاةُ فِي اللهِ وَ الْحُبُّ فِي اللهِ وَ الْبُغْضُ فِي اللهِ
"Tali iman yang paling kuat: berwala' (loyal) karena Allah, bermusuhan karena Allah, dan membenci karena Allah." Hadits Shahih: Ahmad IV/286

4. Mengabarkan kepada saudaranya bahwa ia mencintai karena Allah

Dengan mengabarkannya maka dapat mendatangkan cinta dan menambah keakraban.

إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ صَاحِبَهُ فَلْيَأْتِهِ فِيْ مَنْزِلِهِ فَلْيَخْبِرْهُ أَنَّهُ يُحِبُّهُ لِلَّهِ.
Jika salah seorang dari kalian mencintai sahabatnya, hendaklah ia mendatangi sahabatnya tersebut di rumahnya dan mengabarkan kepadanya bahwa dia mencintainya karena Allah." Hadits Shahih: Ahmad V/145

Hendaknya seorang muslim tidak merasa segan dan malu untuk menghidupkan sunnah ini, menyebarkan, dan menampakkan ditengah-tengah manusia. Bahkan merupakan amal yang paling agung dan mengalir terus pahalanya. Namun betapa sedikit orang yang melakukannya.

5. Mengucapkan salam kepada saudaranya dan membalas salamnya

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ قِيلَ مَا هُنَّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ إِذَا لَقِيتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْ لَهُ وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ وَإِذَا مَرِضَ فَعُدْهُ وَإِذَا مَاتَ فَاتَّبِعْهُ
"Hak muslim atas muslim lainnya ada enam: Dikatakan:"Apa saja, wahai Rasulullah?" Beliau bersabda: "Ucapkan salam ketika berjumpa dengannya, jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, jika ia meminta nasihatmu maka nasihatilah, jika ia bersin memuji Allah maka ucapkan tasymit (yarhamukallah), jika ia sakit maka jenguklah, jika ia meninggal maka iringilah jenazahnya." Hadits Shahih: Muslim no. 2162

6. Mengucapkan Tasymit ketika saudaranya bersin.

Ketika saudaranya bersin seraya memuji Allah, hendaknya ia mengucapkan tasymid. Maka ucapkanlah kepadanya: "Yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu), dan hendaknya pula orang yang bersin tersebut membalasnya dengan mengucapkan: "Yahdikumullah wa yushlihu baalakum" (Semoga Allah memberikan petunjuk dan memperbaiki keadaanmu).

7. Menjenguk saudaranya ketika sedang sakit
Hendaknya seorang muslim menjenguk saudarnya apabila ia sakit. Hal ini akan membantu mengobati kesedihannya. Orang yang sakit akan merasakan kedudukannya disisi saudarnya sehingga abadilah tali cinta di antara mereka. Selain itu akan menjadi sugesti yang dapat menguatkan dan memperbaiki mentalnya.

8. Memenuhi undangan saudaranya
Hendaknya engkau memenuhi undangan kawan jika ia mengundangmu makan, baik ketika pesta walimah, aqiqah atau selainnya. Memenuhi undangan dengan syarat dalam acara tersebut tidak terdapat perkara haram yang engkau tidak mampu mengubahnya. Jika demikian maka tidak boleh menghadirnya.

9. Menasehati saudara dan sahabat
Hendaknya menasehati dengan nasehat yang tulus dan terkandung di dalamnya manfaat ketika saudara atau sahabat meminta nasehat kepadamu. Engkau menasehati dengan nasehat yang mengandung kebaikan baginya dalam urusan agama maupun dunia. Sebab, itu merupakan haknya atas dirimu selain itu hendaknya engkau benar-benar tulus dalam memberikan nasihat. Janganlah engkau mengkhianati atau menipunya karena hal itu merupakan pengkhianatan kepadanya.

10. Menerima hadiah dari kawan
Janganlah menolak hadiah dari kawan meskipun hadiah tersebut sederhana atau kecil nilainya.
أَجِيْبُوا الدَّاعِيَ, وَلاَتَرُدُوا الْهَدِيَّةَ ...
"Penuhilah undangan orang yang mengundang dan janganlah menolak hadiah …"
H.R Ahmad I/404

11. Memberikan hadiah kepada kawan
Memberi hadiah kepada kawan merupakan suatu yang harus diusahakan dan sesuai dengan kemampuan dalam berbagai kesempatan dan acara yang dilakukan. Memberikan hadiah merupakan sebab yang dapat menumbuhkan rasa cinta di antara saudara.

وَتَهَادَوْا تَحَابُّوا
"Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian saling mencintai."
Hadits Shahih: Bukhari dalam Adabul Mufrad hal. 87.

12. Bersama-sama merasakan kesedihan
Hendaknya seorang muslim menampakkan kesedihan ketika sahabatnya sedang bersedih dan membantunya dengan harta dan kata-kata yang baik.

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ ، يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا
"Sesungguhnya mukmin dengan mukmin lainnya ibarat sebuah bangunan yang saling menguatkan satu dengan lain."
Hadits Muttafaqun Alaih: Bukhari no.481, 2446, 6026, Muslim no. 2585

13. Bersama-sama merasakan kegembiraan
Hendaknya seorang muslim bersama-sama dalam kegembiraan serta menampakkan kebahagian dan kecerian ketika sahabatnya tengah bergembira. Sebab, hal itu dapat menguatkan dan mendorong rasa cinta. Di samping itu mendo'akan keberkahan atasnya ketika ia mendapatkan nikmat dan janganlah engkau hasad terhadapnya.

14. Menyukai kebaikan bagi saudarnya
Hendaknya menyukai bagi saudaranya kebaikan yang engkau sukai bagi dirimu. Hal ini merupakan realisasi iman, tanda ketulusan dan keluhuran jiwa.

لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لأَِخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
"Tidak sempurna iman seorang hingga ia menyukai bagi saudarnya apa yang ia sukai bagi dirinya."
Hadits Muttafaqun Alaih: Bukhari no.13, Muslim no. 45

15. Menolak mengghibahi saudaranya
Janganlah engkau membiarkan seseorang mencela ketika ia tidak bersama, bahkan engkau harus berusaha mencegahnya. Yang lebih penting, janganlah engkau menggunjingnya. Sesungguhnya itu merupakan hak saudaramu atas dirimu dan saudara yang mulia tidak akan mungkin menggunjing saudaranya selamanya.

مَنْ ذَبَّ عَنْ لَحْمِ أَخِيهِ بِالْغِيبَةِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللَّهِ أَنْ يُعْتِقَهُ مِنَ النَّارِ
"Barangsiapa membela kehormatan saudaranya yang dighibahi saat ia tidak berada disisinya, maka hak atas Allah untuk membebaskannya dari api neraka."
Hadits Shahih: Ahmad VI/461.

16. Menutup aib saudaranya
Hendaknya seorang muslim menutupi semua aib saudarnya, baik cacat, aurat, aib, maksiat serta kekeliruannya dan semua jenis aib.

مَنْ سَتَرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ فِى الدُّنْيَا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
"Barangsiapa menutup aib saudarnya di dunia, niscaya Allah akan menutup aibnya pada hari kiamat."
Hadits Shahih: Ahmad IV/62

17. Menolong saudaranya karena Allah
Seorang muslim menolong saudaranya ketika ia berbuat zhalim atau terzhalimi. Menolongnya ketika ia terzhalimi adalah dengan membelanya hingga ia kembali mendapatkan haknya, sedangkan menolongnya ketika ia berbuat zhalim adalah dengan mencegahnya dari perbutan zhalim serta mengembalikan kepadanya kebenaran dan hidayah.

اُنْصُرْ أَخَاكَ ظَالِمًا أَوْ مَظْلُومًا قِيْلَ كَيْفَ أَنْصُرُهُ ظَالِمًا قَالَ تَحْجُزُهُ عَنِ الظُّلْمِ فَإِنَّ ذَلِكَ نَصْرُهُ
"Tolong saudaramu yang zhalim dan yang terzhalimi. Dikatakan: "Bagaimana aku menolongnya sedang ia berbuat zhalim?" Beliau menjawab: "Hendaklah engkau mencegahnya dari perbuatan shalim. Itulah cara menolongnya."
Hadits Shahih: Bukhari no. 2443, 2444, 6953.

18. Tidak meminang pinang saudaranya

Janganlah engkau meminang diatas pinangannya hingga ia menikah atau menarik diri dari pinangannya. Perbuatan seperti itu dapat menimbulkan kemarahan di dada, memicu permusuhan dan melenyapkan ukhuwah.

الْمُؤْمِنُ أَخُو الْمُؤْمِنِ فَلاَ يَحِلُّ لِلْمُؤْمِنِ أَنْ يَبْتَاعَ عَلَى بَيْعِ أَخِيهِ وَلاَ يَخْطُبَ عَلَى خِطْبَةِ أَخِيهِ حَتَّى يَذَرَ
"Seorang mukmin adalah saudara bagi mukmin lainnya. Maka tidak halal bagi seorang mukmin berjual beli di atas jual beli saudaranya dan janganlah meminang pinangan saudaranya hingga ia meninggalkannnya."
Hadits Shahih: Muslim no. 1423

19. Tidak berjual beli (mengadakan transaksi) di atas jual beli saudaranya
Haram berjual beli di atas jual beli saudaranya, hingga ia membelinnya atau meninggalkannya, sebab hal ini dapat menyebabkan permusuhan dan kebencian.

20. Jujur kepada saudaranya dan tidak berdusta kepadanya

Hendaklah engkau selalu jujur dan tidak berdusta kepada saudarmu selamanya. Baik dalam perkataan, nasehat dan selainnya. Sesunggunya semua itu merupakan penipuan dan pengkhianatan.

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَخُونُهُ, وَلاَ يَكْذِبُهُ, وَلاَ يَخْذُلُهُ, كُلُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ حَرَامٌ: عِرْضُهُ وَمَالُهُ وَدَمُهُ التَّقْوَى هَا هُنَا - بِحَسْبِ امْرِئٍ مِنَ الشَّرِّ أَنْ يَحْتَقِرَ أَخَاهُ الْمُسْلِمَ
"Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain. Janganlah mengkhianatinnya, berdusta kepadanya atau menelantarkannya. Setiap muslim atas muslim lainnya diharamkan kehormatannya, hartanya, dan darahnya. Takwa itu letaknya disini-Beliau mengisyaratkan kepada hatinya. Cukuplah seorang dikatakan buruk jika ia merendahkan saudaranya."
Hadits Shahih: Tirmidzi no. 1927.

21. Tidak mengkhianatinya

Janganlah engkau mengkhianati saudaramu selamanya, baik dengan mengambil hartanya tanpa hak, melanggar kehormatannya atau menyebarkan rahasiannya. Semua itu merupakan bentuk pengkhianatan yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الْخَائِنِينَ
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat."
Q.S Al Anfal/8: 58

22. Menghormati saudaranya karena Allah

Janganlah engkau menghina, merendahkan kedudukan atau menjelek-jelekan saudaramu dalam bentuk apapun. Oleh karena itu engkau wajib menampakkan rasa hormat dan memuliakannya. Hendaknya engkau mendengar pendapatnya dan tidak mengangapnya remeh atau kecil, khususnya dihadapan orang banyak.

23. Mendo'akan saudaranya karena Allah

Hendaknya engkau mendo'akan saudaramu saat ia tidak berada disisimu yakni ketika engkau berdoa untuk dirimu. Ini merupakan tanda cinta dan persaudaraan yang sangat agung. Sebab tidak ada tempat untuk riya', basa-basi dan mencari muka dalam hal ini.

دُعَاءُ الأَخِ لأَخِيْهِ بِظَهْرِ الغَيْبِ لاَيُرَدُّ.
"Do'a seorang bagi saudaranya yang tidak ada disisinya tidak akan tertolak."
Hadits Shahih: Al-Bazzar IV/500.

24. Tidak memboikot saudara dan sahabatnya
Janganlah engkau memboikotnya tanpa sebab syar'i karena hal itu tidaklah halal. Keharaman perbuatan ini seiring dengan bertambah lamanya pemboikotan.

لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَهْجُرَ أَخَاهُ فَوْقَ ثَلاَثٍ ، يَلْتَقِيَانِ فَيَصُدُّ هَذَا ، وَيَصُدُّ هَذَا ، وَخَيْرُهُمَا الَّذِى يَبْدَأُ بِالسَّلاَمِ
"Tidak halal bagi seorang muslim memboikot saudaranya lebih dari tiga hari. Jika keduanya berjumpa, maka yang satu berpaling dan yang lain juga berpaling. Yang paling baik diantara keduanya adalah yang lebih dulu mengucapkan salam."
Hadits Muttafaqun alaihi: Bukhari no. 6077, 6237, Muslim no. 2560.

مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ
"Barangsiapa yang memboikot saudaranya selama satu tahun, maka sama saja ia telah menumpahkan darahnya."
Hadits Shahih: Ahmad IV/220, Abu Dawud no. 4915

25. Tolong-menolong saudaranya dalam kebaikkan

Hendaklah seorang muslim menolong saudaranya melakukan kebajikan, ketakwaan dan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Janganlah meninggalkannya jika jatuh ke dalam maksiat, tetapi selalu membimbingnya, sebagaimana perkataan Umar: "Jika kalian menyaksikan saudara kalian tergelincir, maka luruskanlah dan bimbinglah dia. Berdo'alah semoga Allah menerima taubatnya dan janganlah kalian menjadi penolong syaitan atas saudara kalian tersebut." Dan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala:

... وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى ...
… dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa … (Q.S. Al Maa-idah/5: 2)

26. Berusaha memberikan manfaat kepada saudaranya

Hendaknya seorang muslim memberikan manfaat dari segala sisi yang memungkinkan dalam urusan agama maupun dunia kepada saudaranya.

مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمْ أَنْ يَنْفَعَ أَخَاهُ فَلْيَنْفَعْهُ
"Barangsiapa di antara kalian yang mampu memberikan manfaat bagi saudaranya, hendaklah ia melakukannya."
Hadist Shahih: Muslim no. 2199

27. Menjaga kelestarian ukhuwah

Maknanya adalah menjaga, dan merawatnya dengan cara meninggalkan maksiat semaksimal mungkin. Sebab maksiat dapat memisahkan antara dua orang mukmin yang bersaudara dan saling mencintai. Hal ini karena buruknya maksiat. Betapa banyak persahabatan yang kandas dan rusak disebabkan maksiat. Sebab, ruh-ruh itu ibarat tentara yang telah dipersiapkan. Selama salah seorang dari dua sahabat tidak bertakwa, niscaya kawannya yang bertakwa pasti akan membencinya suatu saat nanti jika ia tetap mempertahankan maksiatnya.


مَاتَوَادَّ اثْنَانِ فِي اللهِ, فَيُفَرِّقُ بَيْنَهُمَا إِلاَّ بِذَنْبٍ يُحْدِثُهُ أَحَدُهُمَا.
"tidaklah dua orang saling mencintai karena Allah lalu keduanya terpisah, melainkan karena dosa yang dilakukan oleh salah satu dari keduanya."
Hadits Shahih: Ahmad II/68, Bukhari dalam Adabul Mufrad.

28. Menjaga perasaan saudaranya
Hendaklah seorang muslim menjaga perasaan saudaranya dan tidak menyakitinya, baik dalam perkataan maupun perbuatan meskipun tanpa disengaja. Bahkan selayaknya kita harus berhati-hati dan menjaga jangan sampai itu terjadi.

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا
"Dan Katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: "Hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia."
Q.S Al Israa'/17: 53.


29. Tidak melalaikan penunaian hak-hak saudaranya

Janganlah engkau lalai dalam menunaikan hak-hak saudaramu atas dirimu, dengan bersandar pada rasa cinta kalian berdua. Al-Imam Syafi'i berkata: "Janganlah engkau lalai dalam menunaikan hak-hak saudaramu dengan bersandar rasa cinta kepadanya."

30. Mengutamakan saudaranya karena Allah

Maknanya adalah engkau lebih mengutamakan saudaramu atas dirimu sendiri, khususnya pada saat ia membutuhkan.

... وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ...
"… Dan mereka mengutamakan (orang-orang muhajirin) atas diri mereka sendiri, Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu) ..."
Q.S Al Hasyr/59: 9

31. Memaafkan kesalahan saudaranya
Hendaknya engkau memaafkan kesalahan dan kekeliruan saudaramu jika itu perkara yang sepele. Imam Syafi'i berkata: "Di antara ketulusan dalam persaudaraan adalah menerima kekurangan, menutupinya dan memaafkan kesalahannya."

Menerima kekurangannya adalah menerima dengan segala kekurangan dan cacat yang ada pada diri saudaranya, serta bersungguh-sungguh untuk memperbaikinya.

Menutupi kekurangannya adalah bersungguh-sungguh menyempurnakan kekurangannya dan memperbaiki cacatnya.

Memaafkan kesalahannya adalah menerima udzur atau alas an yang ia kemukakan, serta memaafkan kesalahan dan kekeliruannya.

32. Berterus-terang kepada saudara dan sahabatnya

Hendaknya engkau berterus terang kepada sahabatmu dan sahabatnya dalam setiap urusan serta bersikap ramah dan tidak memberatkannya. Imam Syafi'i berkata: "Bukanlah saudarmu jika engkau terpaksa berpura-pura dihadapannya."

Tidak pantas engkau berpura-pura dalam muamalah dengannya. Yakni mengunakan basa-basi dalam kata-kata. Ini bukanlah tanda persaudaraan yang tulus

33. Memintakan Ampunan kepada saudaranya

Memintakan ampunan saat saudaranya masih hidup merupakan bukti ketulusan cinta. Begitu pula setelah ia meninggal, baik disisi kuburnya setelah ia dimakamkan maupun di waktu lain. Selain itu juga mendo'akannya saat engkau mengingatnya.

اسْتَغْفِرُوا لأَخِيكُمْ وَسَلُوا لَهُ التَّثْبِيتَ فَإِنَّهُ الآنَ يُسْأَلُ
"Mintakan ampunan untuk saudaramu dan mohonlah keteguhan baginya karena ia sekarang sedang ditanya."
Hadits Shahih: Abu Dawud no. 3221
.
. (baca lebih sedikit)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar